MAKALAH
Organisasi &
Arsitektur Komputer
Modul
Input-Output & kode Hamming
Oleh
:
Ariyanto [ 1510530223]
Dodiy Fahmeyzan [1510530228]
Bimo Wicaksono D. [1510530237]
Harya Juliansyah [1510530260]
SEKOLAH TINGGI MANAJEMENT INFORMATIKA DAN KOMPUTER
STMIK BUMIGORA MATARAM
TEKNIK INFORMATIKA
2016
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas mengenai “Modul Input-Output & Kode Hamming”.
Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Mataram, 14 Mei 2016
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................................1
A.
Latar
Belakang ........................................................................................................1
B.
Rumusan
Masalah .................................................................................................2
C.
Tujuan
Pembahasan ..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................3
A.
Pengertian
Modul Input-Output ....................................................................................3
B.
Fungsi
Input-Output ....................................................................................4
C.
Struktur
Modul Input-Output ....................................................................................5
D.
Teknik
Input-Output ....................................................................................5
E.
Kode
Hamming ......................................................................................................7
BAB III PENUTUP ..................................................................................................14
A.
Kesimpulan .......................................................................................................14
B.
Saran ..................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sistem computer memiliki tiga
komponen utama, yaitu : CPU, Memory (primer &
sekunder), dan peralatan masukan/keluaran (I/O) seperti printer, monitor,
keyboard, mouse dan modem. Dalam menjalankan fungsinya sebagai masukan dan keluaran
diperlukan modul I/O. Modul I/O merupakan peralatan antarmuka (interface) bagi
sistem bus atau switch, sentral dan mengontrol satu atau lebih perangkat
periperhal. Modul I/O tidak hanya sekedar modul penghubung, tetapi sebuah piranti
yang berisi logika dalam melakukan fungsi komunikasi antara peripheral dan bus
komputer.
Ada beberapa alasan kenapa tidak
langsung dihubungkan dengan bus computer yaitu: Bervariasinya metode operasi
piranti periperhal, sehingga tidak praktis apabila system computer harus
menangani berbagai macam system operasi periperhal tersebut. Kecepatan transfer
data piranti periperhal umumnya lebih lambat dari pada laju transfer data pada
CPU Format dan panjang data pada piranti
periperhal seringkali berbeda dengan CPU, sehingga perlu modul untuk menselaraskannya.
Dari beberapaalas andiatas, modul I/O memiliki 2 buah fungsi utama, yaitu:Sebagai piranti antar muka ke CPU
dan memori melalui bus system dan sebagai piranti antar muka dengan peralatan periperhal lainnya
menggunakan link data tertentu.
Ada beberapa metode yang digunakan untuk
mendeteksi error dan mengkoreksi error yang terjadi. Salah satu-nya adalah
dengan menggunakan metode hamming code. Metode ini merupakan salah satu jenis
linier error correction code yang sederhana.keuntungan yang didapatkan dengan
metode ini adalah cara kerjanya yang cukup sederhana dan tidak membutuhkan
alokasi memori yang banyak. Oleh karena itu kelompok kami termmotovasi untuk
mengungkap konsep dan mengimplementasikan metode hamming code tersebut untuk
melakukan pemeriksaan dan pemulihan kesalahan ( error ) pada data berbentuk
teks yang ditransmisikan dari computer yang kita gunakan. Dengan menggunakan
metode hamming code kita dapat meminimalisir terjadinya kerusakan pada proses
transmisi data.
B. Rumusan
Masalah
Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah
yang dapat kami susun adalah sebagai berikut :
1. Input-Output
- ApakahpengertiandarimodulInput/Output?
- BagaimanakahFungsidarimodulInput/Output
?
- BagaimanakahStrukturdarimodulInput/Output
?
- BagaimanakahTeknikdariInput/Output ?
2. Kode Hamming
-
Pengertian
Kode Hamming
- Implementasi Kode Hamming
-
Pengertian Bit Parity
- Matriks
GeneratorKode Hamming
- Sirkuit Kode Hamming
-
Aplikasi
Kode Hamming
C. Tujuan
Pembahasan
Supaya mahasiswa dan para pembaca
makalah ini mengetahui lebih luas Apa itu Input dan Output Pada komputer yang
kita pakai di kehidupan sehari-hari serta mengetahui sebarapa penting nya metode hamming code yang kami
susun untuk memdetksi sebuah kesalahan pada aplikasi yang kita gunakan. Dengan
metode hamming code, kita dapat meminimalisir kesalahan ( error ) yang kita
temui pada saat sedang bekerja pada aplikasi yang kita gunkan. Selain itu,
hamming code juga dapat membatu dan mempermudah pekerjaan kita untuk
memperbaiki kesalah yang kita temui.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Modul Input dan Output
Modul adalah satuan standar yang
bersama - sama dengan yang lain digunakan secara bersama. Input / Output adalah
suatu mekanisme pengiriman data secara bertahap dan terus menerus melalui
suatu aliran data dari proses ke peranti (begitu pula sebaliknya).
konektor Input/Output pada komputer,
seperti pada keyboard, mouse paralel/serial ataupun USB. Menyediakan koneksi
untuk piranti eksternal seperti kamera digital, printer dan
scanner. Unit Input/Output (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor yang
digunakan oleh mikroprosesor itu untuk berhubungan dengan dunia luar.
Modul I/O Adalah interface atau
central switch untuk mengendalikan satu atau lebih peripheral atau perangkat
input output.Konektor mekanis berisi fungsi logik untuk komunikasi antara bus
dan peripheral. Tidak hanya sekedar modul penghubung, tetapi sebuah piranti
yang berisilogika dalam melakukan fungsi komunikasi antara peripheral dan bus
computer.
Modul I/O adalah suatu komponen
dalam sistem komputer yang bertanggung jawab atas pengontrolan sebuah perangkat
luar dan juga bertanggung jawab pula dalam pertukaran data antara perangkat
luar tersebut dengan memori utama ataupun dengan register – register CPU.
Termasuk Antarmuka internal dengan komputer (CPU dan memori utama) dan perangkat
eksternalnya untuk menjalankan fungsi – fungsi pengontrolan. Modul I/O memiliki
dua buah fungsi utama, yaitu:
1.
Sebagai piranti antar muka ke CPU
dan memori melalui bus sistem.
2. Sebagai piranti antarmuka dengan
peralatan peripheral lainnya dengan menggunakan link data tertentu.
B.
Fungsi Modul
Input/Output
1.
Control and Timing
Fungsi
kontrol dan pewaktuan (control & timing) merupakan hal yang penting untuk
mensinkronkan kerja masing - masing komponen penyusun komputer. Dalam sekali
waktu CPU berkomunikasi dengan satu atau lebih perangkat dengan pola tidak
menentu dan kecepatan transfer komunikasi data yang beragam, baik dengan
perangkat internal seperti register - register, memori utama, memori sekunder,
perangkat peripheral. Proses tersebut bisa berjalan apabila ada fungsi kontrol
dan pewaktuan yang mengatur sistem secara keseluruhan.
2.
Komunikasi CPU
Adapun fungsi komunikasi antara CPU
dan modul I/O meliputi proses – proses berikut :
a. Command Decoding, yaitu modul I/O
menerima perintah – perintah dari CPU yang dikirimkan sebaga isinya bagi bus
kontrol. Misalnya, sebuah modul I/O untuk disk dapat menerima perintah: Read
sector, Scan record ID, Format disk.
b. Data, pertukaran data antara CPU
danmodul I/O melalui bus data.
c. Status Reporting, yaitu pelaporan
kondisi status modul I/O
maupun perangkat peripheral, umumnya berupa status kondisi Busy atau
Ready. Juga status bermacam-macam kondisi kesalahan (error).
d.
Address Recognition
Bahwa peralatan atau komponen penyusun computer dapat dihubungi
atau dipanggil maka harus memiliki alamat yang unik, begitu pula pada perangkat
peripheral, sehingga setiap modul I/O
harus mengetahui alamat peripheral yang dikontrolnya.
3. Data Buffering
Tujuan utama buffering adalah mendapatkan
penyesuaian data sehubungan perbedaan laju transfer data dari perangkat peripheral
dengan kecepatan pengolahan pada CPU. Umumnya laju transfer data dari perangkat
peripheral lebih lambat dari kecepatan CPU maupun media penyimpan.
4. Deteksi Error
Apabila pada perangkat peripheral
terdapat masalah sehingga proses tidak dapat dijalankan, maka modul I/O akan melaporkan
kesalahan tersebut. Misal informasi kesalahan pada peripheral printer seperti:
kertas tergulung, pintahabis, kertashabis, dan lain - lain. Teknik yang umum untuk
deteksi kesalahan adalah penggunaan bit paritas.
C.
Struktur Modul
Input/Output
Terdapat
berbagai macam modul I/O seiring perkembangan komputer itu sendiri,contoh yang
sederhana dan fleksibel adalah Intel 8255A yang sering disebut PPI(Programmable
Peripheral Interface).Bagaimanapun kompleksitas suatu modul I/O,terdapat
kemiripan struktur, seperti terlihat pada gambar
Antarmuka modul
I/O ke CPU melalui bus sistem komputer terdapat tiga saluran, yaitu saluran
data, saluran alamat dan saluran kontrol. Bagian terpenting adalah blok logika
I/O yang berhubungan dengan semua peralatan antarmuka peripheral, terdapat
fungsi pengaturan dan switching pada blok ini.
D.
Teknik Input/Output
Terdapat tiga
buah teknik operasi I/O, yaitu : I/O terprogram, interrupt-driven I/O,dan DMA
(Dirrect Memory Access)
1. I/O
Terprogram
Pada I/O terprogram, data
saling dipertukarkan antara CPU dan modulI/O. CPU mengeksekusi program yang
memberikan operasi I/O kepada CPUsecara langsung seperti pemindahan data,
pengiriman perintah baca atautulis dan monitoring perangkat. I/O terprogram
mempunyai kelemahan sebagai
berikut :
a. CPU akan menunggu sampai operasi I/O selesai dilakukan modul I/Osehingga
akan membuang waktu, CPU lebih cepat proses operasinya. Dalam teknik ini, modul
I/O tidak dapat melakukan interupsi kepada CPU terhadap proses- proses yang
diinteruksikan padanya.
b. Seluruh
proses merupakan tanggung jawab CPU sampai operasi lengkap dilaksanakan Untuk melaksanakan perintah-perintah I/O, CPU akan mengeluarkan sebuah alamat bagi modul I/O dan perangkat periperhalnya sehingga terspesifikasi secara khusus dan sebuah perintah I/O yang
akandilakukan.Terdapat empat klasifikasi perintah input/output, yaitu:
1. Perintah
Control yaitu perintah yang digunakan untuk mengaktivasiperangkat periperhal
dan memberitahukan tugas yang diperintahkankepadanya.
2. Perintah
Test, yaitu perintah yang digunakan CPU untuk menguji berbagaikondisi status
modul I/O dan periperhalnya. CPU perlu mngetahuiperangkat periperhalnya dalam
keadaan aktif dan siap digunakan, jugauntuk megetahui operasi-operasi I/O yang
dijalankan serta mendeteksi kesalahannya.
3. Perintah
Read, yaitu perintah pada modul I/O untuk mengambil suatu paketdata kemudian
menaruhnya di dalam buffer internal. Proses selanjutnyapaket data dikirim
melalui bus data setelah terjadi sinkronisasi data maupun kecepatan
transfernya.
4. Perintah
Write, Perintah ini kebalikan dari read. CPU memerintahkanmodul I/O untuk
mengambil data dari bus data untuk diberikan padaperangkat periperhal tujuan
data tersebut
2. Interrupt - Driven I/O
Teknik
interupt driven I/O memungkinkan proses memungkinkan proses tidakmembuang-buang
waktu. Prosesnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/Opada modul I/O, bersamaan
perintah I/O dijalankan oleh modul I/O, makaCPU melakukan eksekusi
perintah-perintah lainnya. Apabila modul I/Otelas selesai menjalankan instruksi
yang diberikan padanya, maka modulI/O tersebut kemudian akan memberikan
interupsi pada CPU bahwa tugasnyatelah selesai.Dalam teknik ini kendali
perintah masih menjadi tanggungjawab CPU, baik pengambilan perintah dari memori
maupun pelaksanaan isiperintah tersebut. Terdapat selangkah kemajuan dari
teknik sebelumnya,yaitu CPU melakukan multitasking beberapa perintah sekaligus
sehinggatidak ada waktu tunggu bagi CPU. Cara kerja teknik interupsi di sisimodul
I/O adalah modul I/O menerima perintah, misalnya read. Kemudianmodul I/O
melaksanakan perintah pembacaan dari periperhal dan meletakkanpaket data ke
register data modul I/O, selanjutnya modul mengeluarkansinyal interupsi ke CPU
melalui saluran kontrol. Kemudian mosul menunggudatanya diminta CPU. Saat
permintaan terjadi, modul meletakkan data padabus data dan modul siap menerima
perintah selanjutnya.
3. Direct Memory Access (DMA)
Teknik yang dijelaskan sebelumnya yaitu I/O terprogram danInterrupt-Driven
I/O memiliki kelemahan, yaitu proses yang terjadi padamodul I/O masih
melibatkan CPU secara langsung. Hal ini berimplikasi pada :
a.
Kelajuan transfer I/O yang tergantung pada kecepatan operasi CPU.
b. Kerja CPU terganggu karena adanya interupsi secara langsung.
Bertolakdari kelemahan di atas, apalagi untuk menangani transfer data
bervolumebesar dikembangkan teknik yang lebih baik, dikenal dengan Direct
MemoryAccess (DMA). Prinsip kerja DMA adalah CPU akan mendelegasikan kerja
I/Okepada DMA, CPU hanya akan terlibat pada awal proses untuk
memberikaninstruksi lengkap pada DMA dan akhir proses saja. Dengan demikian
CPUdapat menjalankan proses lainnya tanpa banyak terganggu denganinterupsi.
E.
Kode Hamming
1.
Pengertian Kode Hamming
Kode hamming
diperkenalkan oleh Ricard Hamming
pada tahun 1950 sabagai kode tunggal pengoreksi kesalahan. Kode Hamming adalah
seperangkat koreksi kesalahan kode yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan
memperbaiki kesalahan bit yang dapat terjadi ketika data komputer dipindahkan
atau disimpan.
Metode hamming code merupakan salah
satu metode pendeteksi error dan pengoreksi error ( error detection and error
correction ) yang paling sederhana. Metode ini menggunakan operasi pendeteksian
error maupun pengkoreksian error. Input dan output dari metode ini merupakan
bilangan binner. Hamming code meruapakan salah satu jenis linier error
correcting code yang sederhana dan banyak digunakan pada peralatan elektronik.
Metode hamming code bekerja dengan
menyisipkan beberapa buah check bit ke data. Jumlah check bit yang di sisipkan
tergantung pada panjang data. Hamming code juga memiliki rumus tersendiri untuk
mendeteksi kesalahan ( error ).
Seperti koreksi kesalahan kode,
kode Hamming memanfaatkan konsep paritas dan bit paritas, yang merupakan bit
yang ditambahkan ke data sehingga validitas data dapat diperiksa ketika dibaca
atau setelah telah diterima di transmisi data. Menggunakan lebih dari satu bit
paritas, kode koreksi kesalahan tidak bisa hanya mengidentifikasi kesalahan bit
tunggal dalam unit data, tetapi juga lokasi di data unit.
2. Implementasi
Hamming Code
Contoh proses hamming code dengan
mengunakan kata “ halo ” ;
-
Penyisipan check bit
Hitung panjang data masukan : HALO .
Halo = 4 karakter. 1 karakter = 1 byte = 8 bit. Halo : 32 bit = 0100 | 1000 |
0100 | 0001 | 0100 | 1100 | 0100 | 1111 . 32 bit = 2 pangkat 5 bit. Maka check
bit = 5 + 1 = 6 bit.
Sehingga
panjang bit yang akan di kirim : 32 + Seluruh proses pada fase perancangan akan
di transformasikan pada fase pemrograman ke dalam produk perangkat lunak. Pada
fase ini, perangkat lunak di bangun dengan menggunakan bahasa pemrograman.
Berikut adalah kebutuhan sumber daya yang di perlukan untuk menjalankan
perngkat lunak dan tampilan ketika perangkat lunak tersebut di jalankan .
6 bit = 38 bit. Hasilnya: Panjang
bit yang di terima = 38, original bit = 32, check bit = 6. Check bit yang di
dapat = 010110 dan check bit yang di ekstrak 010110. Kesimpulannya, bit yang
kita dapat sama, itu membuktikan bahwa kata “ halo “ yang kita kirimkan tidak
terdapat keslahan. Jika bit yang terdeteksi tidak sama dengan bit original nya,
maka bit tersebut mengalamin sebuah kesalahan. Contoh nya saja. Original =
010110 dan setelah di check hasil nya berbeda menjadi 011110
3. Pengertian
Bit Parity
Bit Parity atau disebut juga bit pemeriksa adalah salah satu
metode yang digunakan pada modul I/O dalam mendeteksi kesalahan. Bit paritas
bekerja untuk medeteksi kesalahan pada level bit. Bit partisi yaitu
bit tambahan yang diberikan pada akhir sebuah byte atau baris terakhir untuk
digunakan dalam proses pengecekan kebenaran data pada saat penyimpanan atau
proses transmisi.
Terdapat 2 macam cara penambahan Bit Pariti yaitu :
1. Pariti Ganjil (Odd
Parity)
Bit
Paritas di set menjadi 1 apabila jumlah angka 1 dalam kesatuan bit tersebut
(tidak termasuk bit paritas) adalah genap, sehingga menjadikan jumlah bit dalam
kesatuan tersebut (termasuk bit paritas) menjadi ganjil.
2. Pariti Genap (Even
Parity)
Bit
paritas di set menjadi 1 apabila jumlah angka 1 dalam kesatuan tersebut (tifak
termasuk bit paritas) adalah ganjil, sehingga menjadikan jumlah bit dalam
kesatuan tersebut (termasuk bit paritas) menjadi genap.
Dan
perlu diingat sifat gerbang XOR berikut ini:
0 + 0 = 0
0 + 1 = 1 Ganjil
1 + 0 = 1 Ganjil
1 + 1 = 0 Genap
Sebagai
contoh, kode BCD 8421 yang dimodifikasi dengan menambahkan parity bit.
Tabel kode
BCD dengan Bit Parity [5]
Desimal
|
Kode BCD
|
Kode BCD Parity Ganjil
|
Kode BCD Dengan Parity Genap
|
|||||||||||
B8
|
B4
|
B2
|
B1
|
|||||||||||
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
2
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
3
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
4
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
6
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
7
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
8
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
1
|
9
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
3.
Cara Kerja
4.
Cara Kerja Kode Hamming
Tabel Kode Hamming
Bagaimana bentuk data yang ditransmisikan dengan kode
Hamming, jika diketahui bit data = 1010 ?
Jawab:
a1 = a3 + a5 + a7 -> a1 = 1 + 0 + 0 = 1
a2 = a3 + a6 + a7 -> a2 = 1 + 1 + 0 = 0
a4 = a5 + a6 + a7 -> a3 = 0 + 1 + 0 = 1
Sehingga bentuk data yang ditransmisikan menjadi:
1011010
Contoh
penggunaan kode hamming lainnya:
Position 1
checks bits 1,3,5,7,9,11:
? _ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1 0. Even parity di set position 1 ke 0: 0 _ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1 0
? _ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1 0. Even parity di set position 1 ke 0: 0 _ 1 _ 0 0 1_ 1 0 1 0
Position 2
checks bits 2,3,6,7,10,11:
0 ? 1_ 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 2 ke 1: 0 1 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0
0 ? 1_ 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 2 ke 1: 0 1 1 _ 0 0 1 _ 1 0 1 0
Position 4
checks bits 4,5,6,7,12:
0 1 1 ? 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 4 ke 1: 0 1 1 1 0 0 1_ 1 0 1 0
0 1 1 ? 0 0 1 _ 1 0 1 0. Odd parity di set position 4 ke 1: 0 1 1 1 0 0 1_ 1 0 1 0
Position 8
checks bits 8,9,10,11,12:
0 1 1 1 0 0 1 ? 1 0 1 0. Even parity di set position 8 ke 0: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
0 1 1 1 0 0 1 ? 1 0 1 0. Even parity di set position 8 ke 0: 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0
Untuk informasi n-bit, cara
pengecekan adalah :
1.
Tanda semua posisi bit yang merupakan
pangkat dua sebagai bit parity (posisi 1, 2, 4, 8, 16, 32, 64, ...)
2.
Posisi yang lain digunakan sebagai bit
data yang akan dikodekan (posisi 3, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, ...)
3.
Masing-masing bit pengecek menghitung
bit setiapposisi dengan cara menge-cek dan melewati, sebagaiberikut:
Posisi 1 : cek 1 bit, lewat 1 bit,
cek 1 bit, lewat 1 bit dsb(1,3,5,7,9,11,13,15…)
Posisi 2 : cek 2 bit, lewat 2 bit,
cek 2 bit, lewat 2 bit dsb(2,3,6,7,10,11,14,15,…)
Posisi 4 : cek 4 bit, lewat 4 bit,
cek 4 bit, lewat 4 bit dsb(4,5,6,7,12,13,14,15,20,21,22,23, …)
Posisi 8 :cek 8 bit, lewat 8 bit,
cek 8 bit, lewat 8 bit dsb(8-15,24-31,40-47,...)
Posisi 32 : cek 32 bit, lewat 32
bit, cek 32 bit, lewat 32bit, dsb(32-63,96-127,160-191,...)
5.
Matriks Generator Kode Hamming
·
Kode ini dapat dibentuk dengan sebuah
algoritma yang sederhana matriks parity check. Contoh kode (7, 4), dibentuk
dengan cara berikut:
·
Biner 1 sampai 7.
·
Dalam matriks parity check berikut,
urutan kolom dari kirike kanan dibentuk dengan urutan: 7, 6, 5, 3, 1, 2 dan
4,dengan pembacaan bit dari bawah ke atas.Dalam check bit paritas, bernilai bit
parity = 1 jika total bit ™” diposisi yang dicek adalah ganjil (Odd) dan
berinilai 0 jika total bit ™” adalah genap (Even).
Suatu Hamming
codebisa mempunyai “single-error correcting code” atau’ double error
detecting”, bila suatu Hamming code berupa single error, maka bila ada single
error yang muncul selama deteksi transmissi sinyal, maka nilai resultante
syndrome adalah “bukan nol (non-zero) dan terdiri dari bilangan bulat (odd
number) dari 1, bila double error yang terjadi,nilai syndrome juga merupakan
nonzerotetapi biasanya angka ganjil (even number) dari 1. Bila Hamming code
digunakan untuk deteksi kesalahan pada kanal BSC maka besarnya Probability
:Pu(E) dapat dihitung dari rumus kombinasi dari rumus Probability dari
kesalahan yang tidak dapat dideteksi, biasa disebut dari Probability dari Mac
Williamsebesar:
Pu (E) = (1-p)
Dimana A dihitung dengan deret
polinom.
6.
Sirkuit Kode Hamming
Untuk dapat
membayangkan bentuk implementasi dari bentuk hardware rangkaian kode Hamming dapat
diperjelas dengan contoh berikut. Bila dianggap suatu linier kode dari bentuk
Hamming(7,3) mempunyai matrik parity checksebesar:
H=
kode tersebut
mempunyai : 23= 8 buah co-setsehingga terdapat delapan buah error
patern yang mungkin untuk dikoreksi termasuk semua vektor nolnya, dan kode ini
mempunyai jarak: 3 yang mampu mengkoreksi kesalahan vector error-nya berbobot:
1 dan nol.
7.
Aplikasi Kode Hamming
Sinyal-sinyal
dari sensor telemetri biasanya mempunyai frekwensi yang rendah tersebut
kemudian di multiplexing menjadi seri dari tadinya semula berbentuk paralel,
biasanya sensor telemetri satelit yang merupakan pengotrolan dari kesehatan
satelit tidaklah yang tunggal (satu) tetapi ada beberapa. Pada satelit mikro
TUBSAT digunakan sebanyak :12 kanal telemtri satelit secara paralel, kemudian
setelah sinyal analog dari sensor dimultiplexing kemudian dijadikan digital
lalu dirubah kedalam bentuk kode Hamming digital sebelum dimodulasi dengan
frekwensi pembawa. Di-pesaygwat penerima sinyal, sebaliknya kode ini di-rekontruksikan
kembali. Bila dalam penerimaan terjadi kesalahan, kesalahan data ini dikoreksi
sehingga dapat berbentuk aslinya kembali. Alat koreksi tersebut dinamakan
ACK(Automatic Check Control) yang dapat mengoreksi kesalahan tersebut, koreksi
kesalahan tersebut memerlukan waktu beberapa lama.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Modul I/O Adalah interface atau central switch untuk mengendalikan
satu atau lebih peripheral atau perangkat input output.
2. Fungsi Modul
Input/Output ialah:
a. Control andTiming
b. Komunikasi
CPU
c.
Data
Buffering
d.
Deteksi
Error
3. Struktur Modul Input/Output
Terdapat berbagai macam modul
I/O seiring perkembangan komputer itu sendiri, contoh yang sederhana dan
fleksibel adalah intel 8255A yang sering
disebut PPI (Programmable Periperhal Interface).
4. Teknik
Input/Output Terdapat tiga buah teknik operasi I/O, yaitu : I/O terprogram,
interrupt-driven I/O,dan DMA (Dirrect Memory Access).
Kode Hamming
merupakan jalur atau susunan rumus untuk mendeteksi sebuah kesalahan dalam
system operasi. dengan hamming code pekerjaan kita dalam meminimalisir sebuah
kesalahan jadi sangan mudah. Hamming code merupakan suatu cara untuk
memperbaiki kesalahan – kesalahan dalam system operasi yang kita gunakan dengan
ketentuan rumus yang sudah di tetapkan pada metode hamming.
B.
Saran
Demikianlah
yang dapat kami sampaikan mengenai materi menyadari pentingnya agama dalam
keidupan yang menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan
kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada
para pembaca yang budiman memberikan kritik saran yang membangun kepada kami
demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
para pembaca, khusus pada penulis. Aamin…
Daftar
Pustaka
William Staliings. 2005.
Organisasi & Arsitektur Komputer : RancanganKierja. Jilid 1. Jakarta: PT
Indeks kelompok Gramedia
William
Staliings.1996. OrganisasidanSistemKomputer.EdisibahasaIndonesia.Jilid 1.
Jakarta: PT Prehalindo
Andrew S.
Tanenbaum.2001. OrganisaiKomputerTerstuktur. Jilid 1. Jakarta. Salemba
Teknika
Port Komputer - http://www.anneahira.com/port-komputer.htmSejarah
Port Komputer - http://ripblaze.blogspot.com/search?q=sejarah+port
http://fundester.blogspot.co.id/2015/02/makalah-hamming-code.html